Rabu, 06 Juni 2012

METEDOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN



PENGARUH PERHATIAN ORANGTUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTsN 1 KECAMATAN JETIS KABUPATEN PONOROGO

( HASIL KAJIAN PUSTAKA TERHADAP VARABEL-VARIABEL PENELITIAN YANG TERDAPAT DALAM JUDUL )



Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN



Oleh :

MITA CAHYANI



Dosen Pengampu

Drs. H Hariyanto, MA.





ISTITUT AGAMA ISLAM RIYADHOTUL MUJAHIDIN

PONDOK PESANTREN WALISONGO

NGABAR PONOROGO INDONESIA

1433H/2012 M







KAJIAN PUSTAKA

A.      Perhatian Orangtua

1.      Pengertian perhatian

2.      Pengertian Orangtua

3.      Macam-macam perhatian orangtua

4.      Faktor yang mempengaruhi perhatian orangtua

B.      Minat belajar

1.      Pengertian minat belajar

2.      Macam-macam minat belajar

3.      Faktor yang mempengaruhi timbulnya minat

4.      Proses timbulnya minat

5.      Fungsi minat belajar

C.      Prestasi Belajar

1.      Pengertian prestasi belajar

2.      Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar



PEMBAHASAN

A.      Perhatian Orangtua

1.      Pengertian perhatian adalah

. Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) ”Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar individu sedangkan pendapat senada dikemukakan oleh Slameto ( 1995 : 105)

Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah ”pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan dari luar individu.”

2.      Pengertian Orangtua

Dalam Kamus besar bahasa Indonesia ( 1995 : 706 ) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang dihormati di kampung, tetua. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian orang tua dalam penelitian ini adalah ayah dan ibu dari anak ( jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu ) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut / wali siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali.



Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa perhatian orang tua adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu objek yang dilakukan oleh ayah dan ibu atau wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.

3.      Macam-macam perhatian orangtua

Menurut Tim Penulis FIP – IKIP Yogyakarta ( 1993 : 13 ) disebutkan adanya macam-macam perhatian dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yang pada prinsipnya meliputi :

1)   Macam-macam perhatian orang tua menurut cara kerjanya, dibedakan menjadi:

a).    Perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak subjek.

b).    Perhatian refleksi, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subjek.

2)    Macam-macam perhatian orang tua menurut intensitasnya, dibedakan menjadi:

a).    Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak menyertakan aspek kesadarannya.

b).    Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang tidak banyak menyertakan aspek kesadaran.

3)    Macam-macam perhatian orang tua menurut luasnya, dibedakan menjadi :

a).    Perhatian Terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup objek yang sangat terbatas, perhatian ini sering disebut dengan perhatian Konsentratif.

b).    Perhatian Terpencar, yaitu perhatian yang tertuju kepada macam-macam objek.

Sedangkan menurut Patty, dkk ( 1982 : 95 ) membedakan perhatian menjadi tiga yaitu :

(1).       Perhatian spontan dan perhatian paksaan, bila kita senang terhadap suatu perhatian kita tercurah secara spontan. Sebaliknya apabila kita tidak senang kepada sesuatu, kita harus memaksakan perhatian kepadanya.

(2).       Perhatian Konsentratif dan perhatian distributif, bila kita memusatkan perhatian kepada satu hal saja, maka kita  menggunakan perhatian konsentratif. Dan manakala kita memperhatikan beberapa hal maka kita menamakan perhatian tersebut distributif.

(3).       Perhatian sembarangan ( random attention ) yaitu perhatian  semacam ini tidak tepat, berpindah-pindah dari objek yang satu kepada yang lain dan tidak tahan lama.

4 .  Faktor yang mempengaruhi perhatian orangtua

Perhatian tidak selamanya dapat diarahkan dengan baik. Hal ini dikarenakan bahwa perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Dakir ( 1995 : 114 ) dikemukakan :

1).    Ditinjau dari hal-hal yang bersifat objektif, yaitu rangsangan yang kuat mendapatkan perhatian, kualitas rangsangan mempengaruhi perhatian, objek yang besar menarik perhatian, begitu pula rangsangan dapat menarik perhatian

2).    Ditinjau dari hal-hal yang secara subjektif, yaitu hal-hal yang bersangkut paut dengan pribadi subjek, misalnya : beberapa rangsangan yang sesuai dengan bakatnya lebih menarik perhatian daripada hal yang lain.

Selanjutnya Patty, dkk ( 1982 : 96 ) berpendapat bahwa hal-hal yang mempengaruhi perhatian ada dua faktor yaitu faktor objektif dan faktor subjektif.

      Yang termasuk faktor objektif, adalah :

b).    Perangsang yang berubah-ubah menarik perhatian

c).    Perangsang yang luar biasa

d).   Perangsang yang tiba-tiba

e).    Benda-benda yang mempunyai bentuk tertentu

f).     Benda-benda yang berhubungan dengan kebutuhan dasar.

Sedangkan faktor subjektif, adalah :

(a).        Pekerjaan yang sedang kita laksanakan

(b).       Keinginan yang sedang kita laksanakan

(c).        Minat

(d).       Perasaan

(e).        Mode, dan

(f).        Kebiasaan



Berdasarkan pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua antara lain :

1.      Faktor Objektif yang meliputi :

a.       Rangsangan yang kuat

Orang tua memiliki perasaan yang sangat peka terhadap anaknya. Apabila anak dirasa sedang kelihatan lain daripada keadaan biasanya, maka orang tua dengan mendapat rangsangan yang sangat kuat untuk segera memberikan perhatian kepada anak dengan tujuan dapat memberikan sesuatu yang sedang dibutuhkan.  

b.    Kualitas Rangsangan

Orang tua dalam memberikan perhatian kepada anak tidak bersifat terus menerus, namun dapat memilih sekiranya anak sedang sangat membutuhkan perhatian. Hal ini dapat terjadi pada saat anak sedang menghadapi ulangan misalnya. Maka orang tua memandang bahwa situasi pada saat itu sangat membutuhkan perhatian agar anak dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Situasi sedang menghadapi ulangan adalah salah satu contoh kualitas rangsangan yang membuat orang tua memberikan perhatian.

c.       Objek yang besar atau perangsang luar biasa

Setiap orang memiliki emosi atau dorongan yang tersimpan dalam hati, hal ini dapat muncul jika ada objek yang dapat menarik perhatian secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, sehingga perhatian muncul dengan dorongan yang sangat kuat atau luar biasa. Misalnya orang tua mempunyai keinginan di dalam hati agar anaknya dapat meraih prestasi yang tinggi, jika benar-benar anak dapat mewujudkan keinginan orang tua tersebut, maka anak akan mendapatkan perhatian yang lebih besar.

d.      Rangsangan yang baru

Anak diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Jika dalam perkembangannya mempunyai kreatifitas menuju hal-hal yang positif, maka orang tua akan memberikan perhatian pula untuk mendukung kegiatan tersebut.

2.Faktor Subjektif yang meliputi :

a.      Pekerjaan yang sedang dilaksanakan

Orang tua pada era sekarang cenderung sangat sibuk dengan pekerjaan. Ini diakibatkan karena keinginan orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga keluarga sering ditinggal. Anak dibiarkan diasuh oleh pembentu misalnya, Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang, hal ini dapat berpengaruh terhadap minat belajar.

b.      Keinginan orang tua

Antara ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya harus bersikap harmonis, artinya jangan memaksakan keinginannya sendiri-sendiri antara ayah dan ibu, sehingga menimbulkan konflik, yang jika tidak dapat diselesaikan dengan segera dapat mengancam keluarga dan menjadi broken home. Ini berakibat anak bingung dan berpengaruh terhadap minat belajar.



c.       Minat

Keadaan orang tua suka berlebihan atau tidak sesuai dengan minat dapat membuat orang tua kecewa, cemas dan sebagainya. Apabila tidak dapat terlaksana, hal ini akan mengganggu atau mempengaruhi perhatian orang tua terhadap minat belajar anak.

d.      Perasaan

Keadaan perasaaan orang tua sangat berpengaruh terhadap minat belajar anak. Hal ini dapat terjadi jika orang tua yang bekerja perasaan gembira akan membuat suasana rumah yang menyenangkan. Sebaliknya, orang tua yang bekerja dengan perasaan marah membuat suasana rumah menjadi kurang menyenangkan sehingga minat untuk belajarpun bagi anak berkurang / menurun.

e.       Mode

Keadaan mode sekarang berkembang sangat pesat. Orang tua yang selalu mengikuti mode akan disibukkan dengan mode-mode baru, baik mode rumah, perabot, pakaian dan sebagainya. Sehingga orang tua cenderung memikirkan mode tanpa memperhatikan anaknya, dan menjadikan minat belajar berkurang karena kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.

f.       Kebiasaan

Kebiasaaan orang tua yang tidak baik seperti minum-minuman keras, berjudi, free sex, sangat berpengaruh terhadap minat belajar. Hal ini disebabkan keadaan orang tua yang tidak memberikan contoh kehidupan yang baik, sehingga anak kurang bergairah dalam belajar. Sebaliknya, jika orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti rajin beribadah, olahraga, membaca buku, maka akan dapat meningkatkan minat belajar.

Berdasarkan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua dapat dipengaruhi dua faktor yaitu faktor objektif dan subjektif. Faktor objektif cenderung timbul karena dorongan dari dalam diri individu, sedangkan faktor subjektif cenderung timbul dari luar diri individu.Tinjauan Terhadap Masalah Minat Belajar.

B.     Minat Belajar

1.    - Pengertian minat adalah :

Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )

Berdasarkan pendapat Crow and Crow dapat diambil pengertian bahwa individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian terhadap Belajar tersebut.

-Pengertian belajar menurut Winkel adalah :

Belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.



“Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang, dorongan melakukan aktivitas terhadap kegiatan belajar yang dilakukan melalui latihan-latihan ataupun pengalaman. Dengan demikian minat belajar pada diri siswa, maka kegiatan belajar akan dilakukan dengan penuh kesadaran, dilakukan dengan senang dan mempunyai dorongan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.”

2.     Macam-macam Minat belajar

Menurut Robert M. Gague yang dikutip oleh Suyarno ( 1985 : 9 ) ada delapan macam model belajar yang disebut : “Cumulative Learning Model” Adapun macam atau jenis belajar sebagai berikut :

1).    Signal Learning ( belajar Signal ) individu belajar memberikan respon terhadap suatu tanda ( signal )

2).    Claining learning ( belajar merangkai membentuk suatu rangkaian hubungan stimulus respon S – R )

3).    Stimulus Respon Learning : belajar memberikan respon yang tepat terhadap stimulus tertentu.

4).    Verbal Assaciation learning : Belajar memahami pengertian verbal jenis ini terutama diperlukan dalam belajar bahasa.

5).    Multiple descimination learning : Belajar membedakan sesuatu dalam jumlah yang banyak, sehingga individu perlu memberikan respon yang berbeda-beda.

6).    Concept learning : Belajar tentang berbagai hal sehingga dapat mengklasifikasikan berbagai hal itu akhirnya mendapat pengertian atau membentuk konsep tentang suatu hal.

7).    Principle learning : Belajar prinsip, belajar memahami prinsip antara dua pengertian / konsep atau lebih.

8).    Problem solving : belajar memecahkan masalah



3.         Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya Minat

Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap pada diri individu, tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses. Seseorang mempunyai minat dari pembawaanya, minat tersebut akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar. Dan faktor yang dapat menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam individu, dorongan motif sosial dan dorongan emosional.

4.         Proses timbulnya Minat

Menurut Charles yang dikutip oleh Slamet Widodo dideskripsikan sebagai berikut : Pada awalnya sebelum terlibat di dalam suatu aktivitas, siswa mempunyai perhatian terhadap adanya perhatian, menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas ( Slamet Widodo, 1989 : 72 ). Minat kemudian mulai memberikan daya tarik yang ada atau ada pengalaman yang menyenangkan denga hal-hal tersebut.

5.      Fungsi Minat

Dengan minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek yang bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang kuat.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain karena ada perhatian, rasa senang dan pengalaman.

C .  Prestasi Belajar

1.      - Pengertian Prestasi menurut Sutratinah Tirtonegoro, bahwa yang dimaksud prestasi belajar adalah peningkatan hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

2.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Berhasil tidaknya kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan akan tergantung pada faktor dan kondisi yang mempengaruhinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses atau kegiatan belajar dan hasil atau prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

(1). Faktor individu yang belajar ( faktor internal)

Siswa sebagai pelajar merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Berhasil tidaknya proses belajar bagi diri siswa akan tampak pada perubahan yang terjadi pada diri siswa. Diantara faktor-faktor yang perlu diperhatikan dari segi siswa ini adalah :

(a).  Faktor Fisiologis / Jasmaniyah yang bersifat pembawaan maupun bukan pembawaan seperti : penglihatan, bentuk tubuh, kondisi fisik, kematangan fisik dan sejenisnya.

(b). Faktor psikologis, baik yang bersifat pembawaan atau bukan pembawaan seperti : taraf intelegensi, kemampuan belajar, bakat, unsur kepribadian tertentu seperti : sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, rasa aman, penyesuaian diri, perhatian, kematangan psikologis dan sejenisnya.



(2)   Faktor Lingkungan di luar Individu yang Belajar ( Faktor Eksternal )

Faktor eksternal ini sering pula menjadi salah satu sumber / faktor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar, karena dalam proses belajar mengajar siswa selalu terkait dengan faktor eksternal ini. Termasuk faktor ini diantaranya adalah sebagai berikut :

(a).  Faktor Tujuan

Semakin jelas tujuan yang akan dicapai dalam belajar, semakin jelas dan positiflah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa. Hal ini dapat merangsang individu untuk lebih giat melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian tujuan yang diinginkan.

(b). Faktor Guru

Faktor guru yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah : karateristik intelektual baik berupa kecakapan potensial maupun aktual, kecakapan psikomotorik, karateristik afektif yang meliputi ; kematangan dan kestabilan emosi, minat dan sikap terhadap profesinya serta terhadap materi yang akan diajarkan guru serta aspek kepribadian lainnya.

(c).  Faktor Lingkungan fisik dan Lingkungan Luar

Fasilitas fisik tempat belajar berlangsung, akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa. Keadaan fisik sekolah yang baik akan lebih memungkinkan siswa belajar dengan tenang, teratur dan lancar, demikian pula sebaliknya. Faktor lingkungan fisik dan luar ini meliputi antara lain : bentuk dan ukuran ruangan dan suasana prasarana belajar lainnya yang diperlukan dalam belajar.

(d). Faktor-faktor Sosial di Sekolah, yang meliputi : system sosial yang ada di sekolah, status sosial siswa dan interaksi antara guru dan siswa baik dalam proses belajar mengajar maupun di luar proses belajar mengajar.

(e).  Faktor-faktor Situasional, seperti situasi dan kondisi keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, musim, iklim, waktu dan sekitarnya

DAFTAR PUSTAKA




2.      Sugiyono. Prof. Dr, 2009, Metodelogi penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta.

3.      Zainal Mustofa, 1991, Prosedur Penelitian, Jakarta : CV. Persada














Tidak ada komentar:

Posting Komentar