PENGARUH PERHATIAN ORANGTUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA MTsN 1 KECAMATAN JETIS KABUPATEN PONOROGO
( HASIL KAJIAN PUSTAKA TERHADAP VARABEL-VARIABEL PENELITIAN YANG
TERDAPAT DALAM JUDUL )
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
METODE PENELITIAN PENDIDIKAN
Oleh :
MITA CAHYANI
Dosen Pengampu
Drs. H Hariyanto, MA.
ISTITUT AGAMA ISLAM RIYADHOTUL MUJAHIDIN
PONDOK PESANTREN WALISONGO
NGABAR PONOROGO INDONESIA
1433H/2012 M
KAJIAN PUSTAKA
A.
Perhatian Orangtua
1.
Pengertian perhatian
2.
Pengertian Orangtua
3.
Macam-macam perhatian orangtua
4.
Faktor yang mempengaruhi perhatian orangtua
B.
Minat belajar
1.
Pengertian minat belajar
2.
Macam-macam minat belajar
3.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya minat
4.
Proses timbulnya minat
5.
Fungsi minat belajar
C.
Prestasi Belajar
1.
Pengertian prestasi belajar
2.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
PEMBAHASAN
A.
Perhatian Orangtua
1.
Pengertian perhatian adalah
. Menurut Dakir
( 1993 : 114 ) ”Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi
jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di
dalam maupun yang ada di luar individu sedangkan pendapat senada dikemukakan
oleh Slameto ( 1995 : 105)
Perhatian
adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan
rangsangan yang datang dari lingkungannya. Dari beberapa pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah ”pemusatan tenaga psikis yang tertuju
pada suatu objek yang datang dari dalam dan dari luar individu.”
2.
Pengertian
Orangtua
Dalam Kamus
besar bahasa Indonesia ( 1995 : 706 ) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
orang tua adalah orang yang dihormati di kampung, tetua. Dari penjelasan di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian orang tua dalam penelitian ini
adalah ayah dan ibu dari anak ( jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu )
atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut / wali
siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa perhatian orang tua
adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu objek yang dilakukan
oleh ayah dan ibu atau wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.
3.
Macam-macam
perhatian orangtua
Menurut Tim
Penulis FIP – IKIP Yogyakarta ( 1993 : 13 ) disebutkan adanya macam-macam
perhatian dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yang pada prinsipnya
meliputi :
1)
Macam-macam
perhatian orang tua menurut cara kerjanya, dibedakan menjadi:
a).
Perhatian
spontan, yaitu perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak subjek.
b).
Perhatian
refleksi, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subjek.
2)
Macam-macam
perhatian orang tua menurut intensitasnya, dibedakan menjadi:
a).
Perhatian
intensif, yaitu perhatian yang banyak menyertakan aspek kesadarannya.
b).
Perhatian tidak
intensif, yaitu perhatian yang tidak banyak menyertakan aspek kesadaran.
3)
Macam-macam
perhatian orang tua menurut luasnya, dibedakan menjadi :
a).
Perhatian
Terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup objek yang sangat terbatas,
perhatian ini sering disebut dengan perhatian Konsentratif.
b).
Perhatian
Terpencar, yaitu perhatian yang tertuju kepada macam-macam objek.
Sedangkan
menurut Patty, dkk ( 1982 : 95 ) membedakan perhatian menjadi tiga yaitu :
(1).
Perhatian
spontan dan perhatian paksaan, bila kita senang terhadap suatu perhatian kita
tercurah secara spontan. Sebaliknya apabila kita tidak senang kepada sesuatu,
kita harus memaksakan perhatian kepadanya.
(2).
Perhatian
Konsentratif dan perhatian distributif, bila kita memusatkan perhatian kepada
satu hal saja, maka kita menggunakan
perhatian konsentratif. Dan manakala kita memperhatikan beberapa hal maka kita
menamakan perhatian tersebut distributif.
(3).
Perhatian
sembarangan ( random attention ) yaitu perhatian semacam ini tidak tepat, berpindah-pindah
dari objek yang satu kepada yang lain dan tidak tahan lama.
4 . Faktor yang mempengaruhi perhatian orangtua
Perhatian
tidak selamanya dapat diarahkan dengan baik. Hal ini dikarenakan bahwa
perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Dakir ( 1995 : 114 )
dikemukakan :
1).
Ditinjau dari
hal-hal yang bersifat objektif, yaitu rangsangan yang kuat mendapatkan
perhatian, kualitas rangsangan mempengaruhi perhatian, objek yang besar menarik
perhatian, begitu pula rangsangan dapat menarik perhatian
2).
Ditinjau dari
hal-hal yang secara subjektif, yaitu hal-hal yang bersangkut paut dengan
pribadi subjek, misalnya : beberapa rangsangan yang sesuai dengan bakatnya
lebih menarik perhatian daripada hal yang lain.
Selanjutnya
Patty, dkk ( 1982 : 96 ) berpendapat bahwa hal-hal yang mempengaruhi perhatian
ada dua faktor yaitu faktor objektif dan faktor subjektif.
Yang termasuk faktor objektif,
adalah :
b).
Perangsang
yang berubah-ubah menarik perhatian
c).
Perangsang
yang luar biasa
d).
Perangsang
yang tiba-tiba
e).
Benda-benda
yang mempunyai bentuk tertentu
f).
Benda-benda
yang berhubungan dengan kebutuhan dasar.
Sedangkan
faktor subjektif, adalah :
(a).
Pekerjaan yang
sedang kita laksanakan
(b).
Keinginan yang
sedang kita laksanakan
(c).
Minat
(d).
Perasaan
(e).
Mode, dan
(f).
Kebiasaan
Berdasarkan
pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa faktor yang mempengaruhi perhatian
orang tua antara lain :
1.
Faktor Objektif
yang meliputi :
a.
Rangsangan yang
kuat
Orang tua
memiliki perasaan yang sangat peka terhadap anaknya. Apabila anak dirasa sedang
kelihatan lain daripada keadaan biasanya, maka orang tua dengan mendapat
rangsangan yang sangat kuat untuk segera memberikan perhatian kepada anak
dengan tujuan dapat memberikan sesuatu yang sedang dibutuhkan.
b.
Kualitas
Rangsangan
Orang tua dalam
memberikan perhatian kepada anak tidak bersifat terus menerus, namun dapat
memilih sekiranya anak sedang sangat membutuhkan perhatian. Hal ini dapat
terjadi pada saat anak sedang menghadapi ulangan misalnya. Maka orang tua
memandang bahwa situasi pada saat itu sangat membutuhkan perhatian agar anak
dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Situasi sedang menghadapi ulangan adalah
salah satu contoh kualitas rangsangan yang membuat orang tua memberikan
perhatian.
c.
Objek yang
besar atau perangsang luar biasa
Setiap orang
memiliki emosi atau dorongan yang tersimpan dalam hati, hal ini dapat muncul
jika ada objek yang dapat menarik perhatian secara tiba-tiba tanpa diduga
sebelumnya, sehingga perhatian muncul dengan dorongan yang sangat kuat atau
luar biasa. Misalnya orang tua mempunyai keinginan di dalam hati agar anaknya
dapat meraih prestasi yang tinggi, jika benar-benar anak dapat mewujudkan
keinginan orang tua tersebut, maka anak akan mendapatkan perhatian yang lebih
besar.
d.
Rangsangan yang
baru
Anak diharapkan
dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Jika dalam
perkembangannya mempunyai kreatifitas menuju hal-hal yang positif, maka orang
tua akan memberikan perhatian pula untuk mendukung kegiatan tersebut.
2.Faktor Subjektif yang meliputi :
a. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Orang tua pada
era sekarang cenderung sangat sibuk dengan pekerjaan. Ini diakibatkan karena
keinginan orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga keluarga sering
ditinggal. Anak dibiarkan diasuh oleh pembentu misalnya, Anak kurang
mendapatkan perhatian dan kasih sayang, hal ini dapat berpengaruh terhadap
minat belajar.
b. Keinginan orang tua
Antara ayah dan
ibu dalam mendidik anak-anaknya harus bersikap harmonis, artinya jangan
memaksakan keinginannya sendiri-sendiri antara ayah dan ibu, sehingga
menimbulkan konflik, yang jika tidak dapat diselesaikan dengan segera dapat
mengancam keluarga dan menjadi broken home. Ini berakibat anak bingung dan berpengaruh
terhadap minat belajar.
c. Minat
Keadaan orang
tua suka berlebihan atau tidak sesuai dengan minat dapat membuat orang tua
kecewa, cemas dan sebagainya. Apabila tidak dapat terlaksana, hal ini akan
mengganggu atau mempengaruhi perhatian orang tua terhadap minat belajar anak.
d. Perasaan
Keadaan
perasaaan orang tua sangat berpengaruh terhadap minat belajar anak. Hal ini
dapat terjadi jika orang tua yang bekerja perasaan gembira akan membuat suasana
rumah yang menyenangkan. Sebaliknya, orang tua yang bekerja dengan perasaan
marah membuat suasana rumah menjadi kurang menyenangkan sehingga minat untuk
belajarpun bagi anak berkurang / menurun.
e. Mode
Keadaan mode
sekarang berkembang sangat pesat. Orang tua yang selalu mengikuti mode akan
disibukkan dengan mode-mode baru, baik mode rumah, perabot, pakaian dan
sebagainya. Sehingga orang tua cenderung memikirkan mode tanpa memperhatikan
anaknya, dan menjadikan minat belajar berkurang karena kurang mendapatkan
perhatian orang tuanya.
f. Kebiasaan
Kebiasaaan
orang tua yang tidak baik seperti minum-minuman keras, berjudi, free sex,
sangat berpengaruh terhadap minat belajar. Hal ini disebabkan keadaan orang tua
yang tidak memberikan contoh kehidupan yang baik, sehingga anak kurang
bergairah dalam belajar. Sebaliknya, jika orang tua melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti rajin beribadah, olahraga, membaca buku,
maka akan dapat meningkatkan minat belajar.
Berdasarkan
penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua, maka
dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua dapat dipengaruhi dua faktor yaitu
faktor objektif dan subjektif. Faktor objektif cenderung timbul karena dorongan
dari dalam diri individu, sedangkan faktor subjektif cenderung timbul dari luar
diri individu.Tinjauan Terhadap Masalah Minat Belajar.
B.
Minat Belajar
1.
- Pengertian
minat adalah :
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk
tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata,
1988 : 109 ). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang
menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu,
aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )
Berdasarkan pendapat Crow and Crow dapat diambil
pengertian bahwa individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong
untuk memberikan perhatian terhadap Belajar tersebut.
-Pengertian belajar menurut Winkel adalah :
Belajar adalah proses mental yang mengarah pada
penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya
diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang
progresif dan adaptif.
“Berdasarkan
pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah
kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang, dorongan melakukan aktivitas
terhadap kegiatan belajar yang dilakukan melalui latihan-latihan ataupun
pengalaman. Dengan demikian minat belajar pada diri siswa, maka kegiatan
belajar akan dilakukan dengan penuh kesadaran, dilakukan dengan senang dan
mempunyai dorongan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.”
2.
Macam-macam
Minat belajar
Menurut
Robert M. Gague yang dikutip oleh Suyarno ( 1985 : 9 ) ada delapan macam model
belajar yang disebut : “Cumulative Learning Model” Adapun macam atau jenis
belajar sebagai berikut :
1).
Signal
Learning ( belajar Signal ) individu belajar memberikan respon terhadap suatu
tanda ( signal )
2).
Claining
learning ( belajar merangkai membentuk suatu rangkaian hubungan stimulus respon
S – R )
3).
Stimulus
Respon Learning : belajar memberikan respon yang tepat terhadap stimulus
tertentu.
4).
Verbal
Assaciation learning : Belajar memahami pengertian verbal jenis ini terutama
diperlukan dalam belajar bahasa.
5).
Multiple
descimination learning : Belajar membedakan sesuatu dalam jumlah yang banyak,
sehingga individu perlu memberikan respon yang berbeda-beda.
6).
Concept
learning : Belajar tentang berbagai hal sehingga dapat mengklasifikasikan
berbagai hal itu akhirnya mendapat pengertian atau membentuk konsep tentang
suatu hal.
7).
Principle
learning : Belajar prinsip, belajar memahami prinsip antara dua pengertian /
konsep atau lebih.
8).
Problem
solving : belajar memecahkan masalah
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya Minat
Minat
merupakan kecenderungan yang agak menetap pada diri individu, tidak terjadi
begitu saja, tetapi melalui proses. Seseorang mempunyai minat dari pembawaanya,
minat tersebut akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh
dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh
dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun
belajar. Dan faktor yang dapat menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah
dorongan dari dalam individu, dorongan motif sosial dan dorongan emosional.
4.
Proses
timbulnya Minat
Menurut Charles
yang dikutip oleh Slamet Widodo dideskripsikan sebagai berikut : Pada awalnya
sebelum terlibat di dalam suatu aktivitas, siswa mempunyai perhatian terhadap
adanya perhatian, menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas (
Slamet Widodo, 1989 : 72 ). Minat kemudian mulai memberikan daya tarik yang ada
atau ada pengalaman yang menyenangkan denga hal-hal tersebut.
5.
Fungsi Minat
Dengan minat memungkinkan
adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek yang bersangkutan. Karena minat
berfungsi sebagai pendorong yang kuat.
Berdasarkan
berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan
seseorang untuk memilih dan melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang
lain karena ada perhatian, rasa senang dan pengalaman.
C .
Prestasi Belajar
1.
- Pengertian
Prestasi menurut Sutratinah Tirtonegoro, bahwa yang dimaksud prestasi belajar
adalah peningkatan hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbul, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
2.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Berhasil
tidaknya kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan akan
tergantung pada faktor dan kondisi yang mempengaruhinya. Secara umum
faktor-faktor yang mempengaruhi proses atau kegiatan belajar dan hasil atau
prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
(1). Faktor individu yang belajar ( faktor internal)
Siswa sebagai pelajar merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar. Berhasil tidaknya proses belajar bagi diri siswa
akan tampak pada perubahan yang terjadi pada diri siswa. Diantara faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dari segi siswa ini adalah :
(a). Faktor Fisiologis / Jasmaniyah yang bersifat pembawaan
maupun bukan pembawaan seperti : penglihatan, bentuk tubuh, kondisi fisik,
kematangan fisik dan sejenisnya.
(b). Faktor psikologis, baik yang bersifat pembawaan atau
bukan pembawaan seperti : taraf intelegensi, kemampuan belajar, bakat, unsur
kepribadian tertentu seperti : sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, rasa
aman, penyesuaian diri, perhatian, kematangan psikologis dan sejenisnya.
(2)
Faktor Lingkungan
di luar Individu yang Belajar ( Faktor Eksternal )
Faktor
eksternal ini sering pula menjadi salah satu sumber / faktor yang berpengaruh
dalam proses belajar mengajar, karena dalam proses belajar mengajar siswa
selalu terkait dengan faktor eksternal ini. Termasuk faktor ini diantaranya
adalah sebagai berikut :
(a). Faktor Tujuan
Semakin
jelas tujuan yang akan dicapai dalam belajar, semakin jelas dan positiflah
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa. Hal ini dapat merangsang individu
untuk lebih giat melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
(b). Faktor Guru
Faktor guru
yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah : karateristik intelektual baik
berupa kecakapan potensial maupun aktual, kecakapan psikomotorik, karateristik
afektif yang meliputi ; kematangan dan kestabilan emosi, minat dan sikap
terhadap profesinya serta terhadap materi yang akan diajarkan guru serta aspek
kepribadian lainnya.
(c). Faktor Lingkungan fisik dan Lingkungan Luar
Fasilitas
fisik tempat belajar berlangsung, akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai
siswa. Keadaan fisik sekolah yang baik akan lebih memungkinkan siswa belajar
dengan tenang, teratur dan lancar, demikian pula sebaliknya. Faktor lingkungan
fisik dan luar ini meliputi antara lain : bentuk dan ukuran ruangan dan suasana
prasarana belajar lainnya yang diperlukan dalam belajar.
(d). Faktor-faktor Sosial di Sekolah, yang meliputi :
system sosial yang ada di sekolah, status sosial siswa dan interaksi antara
guru dan siswa baik dalam proses belajar mengajar maupun di luar proses belajar
mengajar.
(e). Faktor-faktor Situasional, seperti situasi dan kondisi
keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, musim, iklim, waktu dan sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA
2.
Sugiyono. Prof. Dr, 2009, Metodelogi penelitian
kuantitatif kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta.
3. Zainal Mustofa, 1991, Prosedur Penelitian, Jakarta :
CV. Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar