Senin, 19 Maret 2012

MEMETIK BUAH HIKMAH ALAM

(Ali Imran: 190-191)
"Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Yaitu, orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri, duduk,atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, " Ya Tuhankami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Mahasuci engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka.
     Alam Bagi sebagian manusi adalah hamparan benda mati yang mempunyai satu arti, yakni sesuatu yang dapat di eksploitasi. keberadaannya hanya dianggap sebagai pelayan hina yang harus melayani umat manusia denga memberikan apa yang ada padanya, tanpa imbalan atau kepedukian. Alam harus senantiasa menampilkan keindahannya, baik pegunungan maupun lautan untuk di nikmati seutuhnya oleh manusia. alam juga harus menghidangkan kesuburan tanahnya untu menumbuh kembangkan beraneka tumbuhan yang bermanfaat bagi menusia. Bahkan alam pun harus mengorbankan kemuliaan dan kekayaan yang di kandungnya selama berabad-abad untuk memuliakan dan mengayakan manusia yang merenggutnya secara paksa. NAmun, bagi sebagian menusia lainnya, alam mendapatkan tempat terhormat dan kedudukan tinggi sebagai mata air kehidupan ini yakni guru bagi hidup dan kehidupan manusia. sebagai guru alam tidak banyak berargumentasi dan berfilsafat mengenai hidup dan kehidupan yang hendak di alirkan kepad manusia-manusia tertentu alam hanya mempersembahkan beranekacontoh dan teladan berupa kejadian-kejadian alam yang terikat hukum sebab-akibat, tanpa menafikan goresan takdir yang telah di gariskan. karenanya, tidak usah heran apabila hukum sebab-akibat acap kali tidak berlaku pada beberapakejadian alam.
   Adapun hikmah-hikmah yang tersembunyi di balik kejadian-kejadin alam tersebut, hanya dapat dilihat, di ketahui, dan di pahami oleh segelintir manusia saja yang berkenan mempergunakan akalnya. karena tidak semua manusia  yang mempunyai akal, bisa dan berkenan mempegunakan akalnya dalam hidup dan kehidupan ini. Apalagi, untuk memetik buah hikmah dari alam yang notabene hanya pelayan bagi makhluk yang bernama manusia. padahal ada sebuah nasehat bijak dari kalangan pencai ilmu yangmenyatakan bahwa alam merupakan buku yang memuat segala ilmu. sedangkan, akal laksana mata yang senanriasa mendambakan cahaya ilmu.
    Tentuny pernyataan yang diajukan pada akhir paragraf di atas idak akan mendapatkan tempat pembenaran jika tidak disertai sebuah bukti. Banyak bukti mengenai hikmah alam yang dapat kita renungi. pasalnya, dalam islam, alam (ayat kauniyah) adalah juga firman Alloh ( ayat Qouliyah). marilah kita tengok  beberapa hikmah di sekitar kita. bagaiman sebenarnya definisi keadilan menurut alam. kita semua mengenal bagaiman pohon beringin.pohon tersebut umumnya besar dan rindang, tapa mempunyai buah yang kecil. buah beringin inilah yang di permaslahkan oleh seorang musafir ketika ia pertama kali berteduh di bawah pohon tersebut. menurutnya, pohon beringin tersebut mendapatkan ketidak adilan karena di berikan buah yang kecil. sedangkan buah durian yang lebih kecil justru di berikan buah yang besar. pada suatu ketika, sang musafir kembali berteduh di bawah pohon beringin tersebut. karena lelahnya, akhirnya ia tertidur lelap. ketika ia tertidur di bawah pohon itu, tiba-tiba saja beberapa buah beringin menimpa wajahnya. tetntu saja sang musafir terkejut, lalu terbangn dari tidurnya. namun ia akhirnya dapat bernafas lega karena buah-buah beringin yang menimpanya berkuran sangat kecil. kemudian iapun berfikir seandainya buah berinan yan menimpa wajahnya seber buah durian tentu saja wajahnya akan hancur. dari definisi keadilan diatas kita dapat mengetahui 2 hikmah.
1. definisi keadlian pertama di berikan oleh musafir yaitu kebesaran fisik pohon menyebabkan ia harus mempunyai buah yan besar pula dengan kata lain "keseimbangan antara suatu hal dengan hal yang lain." sehingga orang besar harus memperoleh kemuliaan, sedangkan orang kecil harus selalu mendapatkan hinaan.
2. Definisi keadilan yang di berikan alam sendiri dengan kearifannya yaiu, alam menyiratkan hal itu melalui buah dan pohon beringin. pohon beringin yang besa dan rindang ternyata mempunyai buah kecil. adapun hikmahnya adalah bahwa manfaat pohon beringin tidak terdapat pad buahnya melainkan pada kebesaran dan kerindangannya jadi definisi keadilan menurut alam adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.
    Begitu cara alam memberikan hikmah bagi semua muridnya, yakni semua anusi yang gemar menggunakan akalnya untuk mencari ilmu. alam tidak pernah mengucapkan sepatah kata atau mengutp flsafat barat dalam mentrasfer kearifannya mengenai hidup dan ehidupan. alam hanya mempersembahkankejadian-kejadian alam setiap harinya agar dapat di petik buah-buah hikmahnya. bahkan dalam tafsir fi zhilalil qur'an, sayyid Quthb mengatakan bahwa" alam adalah kitab kebenaran yang terbuka, yang dapat di baca oleh setiap bahasa, dan dapat di pahami oleh segala sarana." kitab itu dapat di telaah oranglugu dan juga orang kota. masing-masing dappat menelaah sesuai kadar pemahaman dan kesiapannya. lalu dia meraih bekal kebenaran dari padanya, jika dia menelaah dengan semangat mencari kebenaran. kitab itu tegelar dan terbuka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar